Selasa, 10 September 2019

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI SEBAGAI TONGGAK KEMAJUAN MAHASISWA

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI SEBAGAI TONGGAK KEMAJUAN MAHASISWA

Dalam suatu negara tentu memiliki landasan dan pedoman yang harus dijalankan oleh anggotanya. Begitu juga dengan sebuah lembaga. Salah satunya perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki visi dan landasan  berupa Tri darma perguruan tinggi. Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal 1 Ayat 9). Sekarang ini, Kerr. C, 1982 dalam "The use of University" memaparkan bahwa terjadi transformasi perguruan tinggi yang semula sebagai masyarakat master dan mahasiswa sehingga dinamakan universitas modern. Yaitu Perguruan tinggi  yang secara sadar berorientasi kepada penciptaan pengetahuan baru, yang mendorong tumbuhnya penelitian-penelitian kreatif dan bermanfaat. Hal ini merupakan salah satu cerminan dari adanya Tri darma perguruan tinggi. Isi Tri darma perguruan tinggi yang pertama adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara ( Depdiknas, UU No.20 Tahun 2003, Bab 1,Pasal1). Menurut Perkins, 1986, menjelaskan bahwa tri dharma Perguruan Tinggi  mengacu pada tiga aspek pendidikan yang cenderung memasuki wilayah pendidikan dan pengajaran. Tiga aspek tersebut adalah aquicition (penggalian), transmission (pemindahan), dan application (penerapan). Ketiganya akan memiliki ketergantungan dan keterkaitan yang melengkapi. Pendidikan dalam perguruan tinggi biasa dilakukan dengan metode pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab. Hal ini agar memacu mahasiswa agar berpikir kritis seiring dengan perkembangan zaman.Tindakan mengajukan pertanyaan dan pencarian jawaban adalah kunci untuk belajar aktif (Musingafi&Muranda, 2014:106). Menurut Cardoso & Almeida (2014:3776) proses tanya jawab membantu siswa dalam pembelajaran dimana siswa akan menyatukan pengetahuan sebelumnya dengan informasi yang mereka dapat sehingga membentuk ide atau pemahaman baru bagi mereka. Pertanyaan siswa memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran bermakna dan memotivasi siswa. Pertanyaan siswa juga dapat menggambarkan sejauh mana kualitas berpikir siswa dan tingkat pemahaman siswa. Oleh karena itu dalam bangku perkuliahan lebih sering ditemukan pembelajaran secara diskusi. Pada kenyataannya, Widodo (2012) mengungkapkan bahwa siswa sangat sedikit mengajukan pertanyaan secara lisan, namun setelah diberi kesempatan untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mereka, ternyata siswa bisa memunculkan banyak sekali pertanyaan. Dalam bidang pengajaran dosen juga dituntut untuk profesional agar menghasilkan output yang unggul Menurut Huffman, Thomas, & Lawrenz (2013) Berbicara tentang lulusan sebuah perguruan tinggi, tidak akan bisa terlepas dari aktivitas tenaga pengajar yang biasa disebut dosen. Dikatakan demikian, mengingat pada saat terjadinya proses pendidikan di lingkungan perguruan tinggi, dosen itulah yang berinteraksi langsung dengan mahasiswa yang menjadi calon lulusan perguruan tinggi yang bersangkutan.Dengan adanya Tri darma perguruan tinggi inilah diharapkan mampu mengubah kebiasaan tersebut sehingga dosen mampu menghasilkan mahasiswa yang siap menghadapi tantangan ke depan dan  menjadi orang yang berpendidikan.

Isi Tri darma perguruan tinggi yang kedua adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian menjadi sangat penting tidak hanya untuk mahasiswa tetapi juga untuk civitas akademika lainnya seperti dosen. Penelitian bagi mahasiswa merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana, sedangkan bagi dosen penelitian mampu menghasilkan penemuan baru yang jika dikembangkan dapat diterapkan hasilnya kepada seluruh masyarakat luas. Oleh karena itu selama proses perkuliahan perlu adanya pengembangan karakter yang harus dilakukan oleh suatu perguruan tinggi dalam pengembangan SDM-nya, tepatnya tenaga pengajar atau dosen guna meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan khususnya pada satuan pendidikan di tingkat mikro (DEECD 2014; Roberts, 2015) sehingga dapat menghasilkan penemuan baru yang bermanfaat. Karena penelitian dan pengembangan tercantum di dalam Tri darma diharapkan kegiatan penelitian di perguruan tinggi dapat difasilitasi dengan baik, sehingga Indonesia tidak kehilangan ilmuwan untuk mengubah negara ini menjadi lebih baik ke depannya.

Isi Tri darma yang terakhir yaitu pengabdian kepada masyarakat. Mengabdikan diri kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk bela negara. Sebagai mahasiswa kita dapat menyebarluaskan ilmu yang kita dapatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Mahasiswa sebagai generasi muda harus ikut andil dalam proses pemajuan bangsa salah satunya melalui kegiatan kuliah kerja nyata (KKN). Kerbatasan lapangan kerja yang tersedia dan rendahnya tingkat pendidikan serta keterampilan masyarakat merupakan suatu masalah yang cukup rumit dalam proses pembangunan. Masyarakat di lapisan bawah semakin jauh dari pusat pelayanan pendidikan, sulit meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga memperburuk struktur pertumbuhan negara berkembang (Sumpeno, 2009). Hal inilah yang menjadi alasan bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk terjun langsung ke masyarakat. Tidak hanya mahasiswa dosen juga dituntut untuk terjun langsung ke masyarakat, salah satu bentuk nya yaitu dengan menerapkan hasil  penemuannya kepada negara serta jurnal-jurnal ilmiah yang dapat dinikmati masyarakat luas.Jika dilihat lebih jauh pengabdian masyarakat tidak hanya sekedar terjun ke masyarakat, akan tetapi lebih dari itu, mahasiswa harus menjadi alat yang mampu mewakili masyarakat agar mendapatkan hak-hak nya setelah kewajibannya dipenuhi.

Dari ketiga pengamalan Tri darma perguruan tinggi di atas dapat dipahami bahwa pendidikan, penelitian dan pengembangan,serta pengabdian masyarakat saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Pendidikan yang kita dapatkan selama proses perkuliahan sebagai modal awal bagi kita untuk melakukan penelitian sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah penemuan yang berguna bagi masyarakat seluruh Indonesia. Setelah penemuan berhasil baru bisa kita abdikan kepada masyarakat.

     Setelah memahami mengenai Tri darma perguruan tinggi, seharusnya mahasiswa di Indonesia harus lebih produktif selama dalam bangku perkuliahan, karena jika  Tri darma perguruan tinggi kita terapkan akan banyak hal baru yang  didapat. Tri darma perguruan tinggi harus dijadikan landasan dan pedoman bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. Tidak hanya undang-undang dasar 1945 dan Pancasila yang harus diamalkan tetapi Tri darma perguruan tinggi juga perlu diamalkan


DAFTAR RUJUKAN

Cardoso, M. J., & Almeida, P. A. (2014). Fostering Student Questioning in the Study                  of Photossyntesis. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116, 3776–3780.
DEECD. (2014). Profesional Proactive and Performance for Improved Learning: Performance and Development (Vol.2). Departement of Education and Early Childhood Development.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Huffman,D., Thomas, K.,& Lawrenz,F. (2013). Relationship between profesional development, teacher's instructional practices, and the achievement of students ini science and mathematics. School Science and Mathematics
Musingafi, M. C., & Muranda, K. E. (2014). Student and questioning: a review of the role played by students generated question in teaching and learning process. Studies in Social Science and Humanities, , 1(3), 101–1007.
Sumpeno,W,(2009). Sekolah Masyarakat : Penerapan Rapid- Training- DesignDalam Pelatihan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
www.kompasiana.com, 2010, 
http ://www.kompasiana.com, diakses  10September 2019.
Widodo, P. (2012). Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing  dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Penabur, 13(8), 42–55.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA KELUARGA PETANI (Studi di Desa Jurug Kabupaten Boyolali Tahun 2017)

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm HUB...